Isran Noor |
Isran Noor Center - Tak bisa dipungkiri, pendidikan adalah ujung tombak pembangunan
menuju percepatan kemajuan. Semakin maju pendidikan disuatu daerah
semakin dekat daerah itu dengan kemajuan yang otomatis meningkatkan
kesejahteraan. Namun, kondisi dilematis justru kerap menghinggapi
nasib para guru sebagai motor penggerak majunya pendidikan. Bukan
rahasia lagi bila nasib guru cenderung terabaikan. Profesi guru
cenderung identik dengan minim kesejahteraan. Ya kondisi pahlawan
tanpa tanda jasa ini, sering tidak mendapatkan
penghargaan atau
perhatian. Padahal mereka mengabdi kepada anak bangsa, kepada bumi
pertiwi. Para guru berdomisili mulai dari ujung-ujung gang perumahan
kumuh hingga daerah-daerah yang sulit dijangkau. Atas nama
pengabdian mereka kerap terombang ambing oleh ketidakpastian.
Namun
kita akan menjumpai kondisi yang berbeda seratus delapan puluh
derajat di Kabupaten Kutai Timur. Karena disini nasib guru
benar-benar diperhatikan. Tak hanya para guru yang berada ditengah
Sanggata, namun juga mereka yang berada di daerah-daerah pelosok
jauh dari kota. Kebijakan pemerintah Kabupaten Kutai Timur adalah
”memanusiakan” guru. Bagaimana caranya? Ini menjadi pembelajaran yang
menarik untuk dikupas di majalah kepemimpinan LeadershipPark.
Bulan Maret tahun 2010 kemarin, team redaksi mendapatkan
kesempatan mengikuti tur Gubernur Kalimantan Timur dalam agenda
peninjauan wilayah Kalimantan Timur. Tentu kami tidak menyia-
nyiakan kesempatan ini untuk mewawancarai Bupati Kutai Timur.
Temuan kami, Bupati Isran Noor, melakukan terobosan yang berani.
Terobosan yang layak mendapatkan apresiasi di tingkat nasional.
Isran Noor menyusun kebijakan yang menjamin kepastian peningkatan
kesejahteraan para guru di Kutai Timur. Melalui kebijakan yang ia
beri label Insentif berdasarkan zona keterjangkauan ini para guru
mendapatkan tunjangan yang adil. Pemberian insentif kepada guru
berdasarkan zona-zona wilayah. Apa jawaban Isran Noor atas
pertanyaan kami? Berikut ini petikan wawancaranya:
”Meningkatkan kualitas pendidikan adalah bagian penting dari peran
pemerintah daerah. Peran pemerintah di era otonomi daerah ada empat
hal utama, pertama adalah peningkatan pelayanan publik. Kedua,
meningkatkan daya saing daerah. Ketiga meningkatkan kesejahteraan
rakyat dan Keempat adalah tata kelola pemerintahan daerah.” Jawab
Isran Noor.
Apa hubungan peran-peran itu dengan pendidikan guru?
”Begini...kita harus melihat dari kacamata yang jauh kedepan. Kutai
Timur ini penuh kekayaan alam. Saya, sebagai Bupati harus
memprioritaskan peningkatan kesejahteraan rakyat Kutai Timur karena
merekalah yang sebenarnya memiliki kekayaan alam itu. Bukan kita
pemerintah. Untuk itu, warga Kutai Timur harus diberdayakan. Mereka
harus bisa berperan dalam pembangunan. Bagaimana caranya agar
masyarakat Kutai Timur bisa berperan dalam pembangunan? Itulah
makanya digencarkan pendidikan yang berkualitas.” Jawab Isran Noor
dengan tenang.
Mengapa justru guru-guru yang mendapatkan perhatian?
”Lho,
bukan hanya guru-guru yang kita perhatikan. Semua anak sekolah dari
SD sampai SMA kita sudah gratiskan. Anggaran belanja daerah sudah
mengalokasikan lebih dari 20 persen anggaran untuk pendidikan. Kita
sudah jauh diatas rata-rata nasional. Maka, sekarang tahapnya
adalah, meningkatkan kualitas guru. Guru-guru di Kutai Timur
memegang peranan penting dalam keberhasilan pembangunan. Saya
pribadi dan seluruh aparatur Pemda mengucapkan terima kasih pada
guru-guru. Maka, sekaranglah kita harus mewujudkan apresiasi
pemerintah dengan cara meningkatkan kesejahteraan mereka. Tidak
mungkin para guru bisa memainkan peran yang sebegitu penting dalam
meningkatkan pendidikan tetapi mereka kesulitan secara ekonomi.
Kesejahteraan guru yang meningkat akan memacu kualitas mereka
mengajar, yang jelas pada ujungnya akan meningkatkan kualitas
kesejahteraan masyarakat Kutai Timur.”
Kami termanggu, bahwa
itu bukan hanya sebuah visi, namun ia telah menurunkan visi itu
menjadi aksi. Ternyata, Bupati yang masih muda ini memiliki visi
untuk Kutai Timur yang sangat jauh kedepan. Bagaimana langkah
praktisnya?
”Melihat
wilayah Kutai Timur yang sangat luas ini, kita merumuskan kebijakan
insentif berdasarkan zona. Untuk guru-guru yang bekerja di zona
yang paling dekat, di Sangatta, kita beri insentif satu juta rupiah.
Agak jauh sedikit maka akan lebih besar insentifnya. Dan semakin
jauh dari perkotaan tempat mereka mengajar semakin besar pula
insentif yang mereka dapat. Seperti yang terdapat di 3 kecamatan
yaitu kecamatan Busang, Karangan dan Sandaran, insentif itu sebesar
2,5 juta rupiah perbulan. Kita telah bekerja sama dengan dengan
Universitas Mulawarman untuk mengkaji hal itu secara ilmiah” jelas
orang nomor satu di Kutai Timur ini.
Kebijakan ini
ditanggapi gembira oleh seluruh guru di Kutai Timur. Nasib mereka
telah benar- benar diperhatikan. Hebatnya lagi sistem insentif
berdasarkan zona ini juga diberlakukan untuk tenaga kesehatan dan
tenaga penyuluh pertanian. Hal ini membuktikan bahwa Israan Noor
berusaha menyentuh seluruh aspek penting dari kemajuan pembangunan
daerah.
”Ada 3 sektor yang saya berlakukan sistem ini.
Yaitu tenaga kesehatan, tenaga pendidikan dan tenaga penyuluh
pertanian” tambahnya. Kebijakan yang luar biasa yang jelas berperan
penting demi peningkatan kesejahteraan masyarakat Kutai Timur.
Kutai Timur Cemerlang dan Pembangunan SDM
Kemajuan Kutai Timur di berbagai sektor tentu menghadirkan
kegembiraan tersendiri bagi seluruh masyarakat Kutai Timur. Tidak
heran jika seluruh masyarakat Kutai Timur berharap agar Isran Noor
melanjutkan kepemimpinannya dengan terus menelorkan berbagai
kebijakan pro kesejahteraan rakyat.
”Arah pembangunan Kutai
Timur tetap bertumpu pada tiga program strategis pembangunan, yakni
peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia, peningkatan
pembangunan pertanian dalam arti luas serta pembangunan peningkatan
infrastruktur,” jelas Isran Noor menyampaikan kalimatnya didepan
Gubernur Kalimantan Timur pada waktu peninjauan pembangunan gedung
olah raga di Sangatta.
Peningkatan SDM mendapat prioritas
yang utama dalam agenda pembangunan Kutai Timur. Visi Kutai Timur
Cemerlang (Cerdas Merata Prestasi Gemilang), sebuah konsep
pendidikan yang dipersiapkan sebagai bentuk tanggungjawab terhadap
generasi penerus yang merupakan wujud pemanfaatan kekayaan alam ke
dalam bentuk investasi sumber daya manusia.
Isran Noor
membayangkan dalam waktu dekat SDM Kutai Timur yang berkualitas siap
berkontribusi dalam pembangunan. Isran Noor juga menyadari bahwa
pemerintah daerah tidak mungkin bisa melakukan dengan dirinya
sendiri, maka harus mampu merangkul dan melibatkan pihak swasta
dalam mewujudkan program Kutai Timur Cemerlang. Maka para investor
di Kutai Timur sekedar berorientasi pada keuntungan, namun juga
wajib aktif berperan serta dalam mencerdaskan kehidupan rakyat.
Bagaimana Isran Noor melakukannya?
Keterlibatan para investor dalam membantu mencerdaskan kehidupan
warga Kutai Timur, tak hanya dipusatkan di Sangatta, namun juga
harus menjangkau daerah-daerah pelosok seperti di Bengalon dan
Kongbeng. Swasta harus ikut berperan dalam membangun misalnya
ruang-ruang kelas baru, kantor, perpustakaan, mebelair, buku, air
bersih, listrik dan pengerasan halaman sekolah. Ini seluruhnya
dibiayai oleh swasta. Harus ada corporate social responsibility
secara praktis yang bisa dirasakan kemanfaatannya oleh warga
disekitar aktifitas usaha para investor. Saya maksudkan ini adalah
kemanfaatan bersama.” Jelas Isran Noor.
TENTANG STRATEGI PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KUTAI TIMUR
Kebijakan-kebijakan
yang dilakukan untuk memenuhi sekaligus meningkatkan kualitas
pendidikan di Kabupaten Kutai Timur, sebagai berikut:
Pendidikan Formal
Kualitas pendidikan formal ditingkatkan dengan meningkatkan
kualitas guru yang telah ada, dengan meningkatnya kualitas guru
dapat dipastikan membawa dampak yang sangat positif pada anak didik.
Peningkatan kualitas guru dilakukan melalui 3 (tiga) hal:
Program Kualifikasi Guru, yaitu guru yang belum mempunyai
kualifikasi sarjana disekolahkan untuk memperoleh kualifikasi
tersebut baik yang berasal dari SMU maupun dari Diploma. Saat ini
terdapat 1.660 orang guru yang sedang mengikuti kualifikasi dan
biaya yang dianggarkan kurang lebih Rp. 16 milyar per tahun.
Program peningkatan kompetensi, untuk meningkatkan kompetensi guru
telah di selesaikan program kuliah gratis bagi pendidik sebanyak 600
orang dan yang sedang memperoleh pendidikan sebanyak 538 orang.
Program sertifikasi, pendidik yang telah menyelesaikan program
sertifikasi sebanyak 335 orang dan yang sedang melaksanakan sebanyak
141 orang dan untuk tahun 2010 direcanakan sebanyak 600 orang.
Disamping meningkatkan kualifikasi guru, dilakukan juga program
infrastruktur pendidikan dengan harapan bisa memenuhi standar
Sekolah Nasional untuk ibukota-ibukota kecamatan dan sekolah
berstandar internasional untuk beberapa sekolah di ibukota
kabupaten.
Pendidikan Non Formal dilakukan dengan bebagai program antara lain :
- Program penyetaraan anak putus sekolah dasar (Paket A)
- Program penyetaraan anak putus sekolah Pertama (Paket B)
- Program penyetaraan anak putus sekolah Atas (Paket C)
Disamping itu juga dilakukan pembekalan keterampilan bagi
masyarakat umum seperti kursus menjahit, salon kecantikan, kursus
komputer dll.
Anggaran Pendidikan
Keseriusan pemerintah Kabupaten Kutai Timur dalam meningkatkan kualitas SDM juga dapat dilihat dari alokasi anggaran bagi bidang pendidikan yang dari tahun ke tahun terus melonjak. Paling tidak telah mencapai 20 persen sejak tahun 2006. Hal ini juga diiringi dengan program wajib belajar 12 tahuh.
Seluruh biaya pendidikan dari SD sampai dengan SMA gratis dan ditambah dengan bantuan bagi siswa tidak mampu. Tak hanya itu, untuk melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi juga disediakan beasiswa bagi siswa yang berprestasi dan bagi yang kurang mampu. Khusus untuk yang melanjutkan sekolah di Sekolah Tinggi Pertanian (STIPER) dan Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta (STAIS) tanpa dipungut biaya.
Pembangunan SDM tak hanya difokuskan kepada institusi-institusi pendidikan seperti sekolah saja, tetapi juga kepada tenaga- tenaga dari institusi lain, seperti Posyandu atau instansi pemerintah lainnya di Kutai Timur.
Kutai Timur: Dari Hutan Jadi Magnet
Pria asli Kutai Timur ini ternyata memimpin dengan penuh strategi. Ia bak Deddy Corbuzier yang mampu meyulap hutan belantara menjadi lapangan pekerjaan. Ia mampu menghadirkan kesejahteraan bagi warga Kutai Timur dalam waktu yang sangat cepat. Ia dikenal tidak banyak berandai-andai tetapi lebih banyak bertindak.
Isran Noor melihat bahwa investasi amat sangat penting demi kemajuan daerah. Tanpa investasi, daerah menjadi tertinggal. Karena itu Isran Noor fokus dalam peningkatan kualitas pelayanan publik yang telah dilakukan sejak Isran Noor menjadi Wakil Bupati dan terus dilanjutkan di periode pertama menjadi Bupati Kutai Timur adalah jaminan kemudahan perijinan investasi, sehingga Kutai Timur menjadi magnet investasi dunia.
”Sekarang, strategi pembangunan di Kutai Timur adalah harus bisa memenuhi kebutuhan permintaan tenaga kerja. Coba bayangkan dari kurang lebih 100.000 ribu tenaga kerja yang dibutuhkan, hanya dapat terpenuhi 52.000 oleh tenaga kerja lokal. Itu berarti memberi peluang bagi para pekerja dari luar Kutai Timur untuk bekerja disini. Ya, Kutai Timur laksana magnet daya tarik.”
Bagaimana strategi Isran Noor demi meningkatkan kesejahteraan warga?
”Para investor yang menanamkan investasi di Kutai Timur wajib memprioritaskan pekerja lokal. Bila tidak, silahkan minggir. Coba perhatikan, dari 52.000 itu kalau masing-masing punya satu anak dan satu istri berarti sudah ada 150.000 orang. Sementara penduduk Kutai timur sekarang sekitar 220.000. Maka, intinya kesejahteraan warga Kutai Timur tak ada masalah.” lanjut pria kelahiran 20 Sepetember 1957 ini.
Bupati menjelaskan lebih lanjut: ”Saya jamin di tahun 2015 tak ada orang miskin di Kutai Timur. Apa lagi sekarang kita akan membangun rail way dengan indutri nalco (industri peleburan almunium) dari Wahau sampai ke Pantai Timur dengan nilai investasi 5,2 miliar Dollar yang tentunya akan menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja. Dampak ekonominya akan berkembang luar biasa. Hanya Kutai Timur yang memiliki kereta api khusus itu.”
Tentang strategi pelayanan investasi di Kutai Timur
Isran Noor mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan investor penanam modal di Kutai Timur untuk membuka kantor mereka disana dan membayar NPWP mereka disana pula. Selama ini para investor berkantor di Jakarta dan membayarkan pajaknya di Jakarta walau aktivitas mereka sesungguhnya berada di daerah.
Untuk melakukan kebijakan ini, Isran Noor mengaku tak harus membuat rumit melalui pembuatan peraturan-peraturan seperti perda, perbup dan lain- lain. ”Kita hanya memberikan instruksi saja dan mereka mematuhi itu. Semua investor yang beroperasi di Kutai Timur kita wajibkan memiliki kantor induk di Kutai Timur. Pemerintah dan masyarakat adalah mitra para investor, sehingga mudah berkoordinasi bila terjadi suatu permasalahan. Bukan beroperasi disini tetapi kantornya di Jakarta. Konsekuensinya bila para investor tidak membuka kantor disini maka pelayanan-pelayanan selanjutnya tidak akan kita layani. Itu saja. Tidak usah pakai Perda. Kantor-kantor para investor itu sekarang lebih banyak di kecamatan. Dan itu adalah kantor pusat, bukan kantor cabang.” tandasnya.
Benar juga strategi ini dilakukan yang tentu saja bakal menggerakkan percepatan pertumbuhan kota Sangatta. Bagai efek domino, kebijakan tersebut dengan serta merta berdampak kepada pembangunan dan perbaikan infrstruktur, jalan raya dan telekomunikasi. ”Secara otomatis infrastruktur berjalan. Sekarang saya mulai bagi-bagi tugas untuk rencana pelebaran ruas jalan, dari yang semula hanya memiliki lebar 3,5 – 4 meter menjadi 7 meter. Saya akan bagi-bagi ruas untuk mereka rehab.” jelasnya.
”Jadi negara diuntungkan. Kalau kita berharap dari APBN sampai kiamat tidak akan dapat kita pelebaran jalan 7 meter. Tentu para investor sangat setuju dengan program ini karena bakal memberikan kemanfaatan besar juga buat mereka. Semua pihak diuntungkan, baik investor, pemerintah daerah maupun masyarakat.” Ia melanjutkan.
Disini tampak bagaimana kualitas inovasi kepemimpinan seorang Isran Noor. Ia mampu menempatkan peran strategis swasta sebagai mitra dalam membangun daerahnya.
Tentang kendala dan pemerintah yang tahu diri Isran Noor mengakui masih adanya kendala-kendala dalam menghadirkan kesejahteraan warga di wilayahnya. Kendala terbesar di infrastruktur. Kondisi daerah yang luas dan hanya bisa ditempuh melalui jalan darat ini sering menjadi bahan pertimbangan para investor untuk menanamkan modal disana. Belum lagi kebijakan-kebijakan pemerintah tentang pemanfaatan hutan yang kadang justru menghambat program yang telah dirancang oleh sang bupati.
Terhadap penerapan otonomi daerah Isran Noor memberi saran agar pemerintah pusat mendukung pembangunan daerah dan bukan malah menghambatnya. ”Pemerintah harus tahu diri. Maksudnya daerah-daerah yang begini jangan dipersulit. Misalnya dalam hal tata ruang, sampai sekarang tata ruang kita belum disetujui oleh Kementerian Kehutanan. Itu sangat menghambat. Kita usulkan Kutai Timur 400.000 hektar untuk lahan perkebunan, tetapi hanya disetujui 20 persen. Padahal Kutai Timur membangun ekonomi berbasis agribisnis.” lanjutnya.
Menurutnya hutan adalah anugrah Tuhan, dan itu pasti akan berubah ada atau tidak ada campur tangan manusia. ”Tetapi kita punya pertimbangan optimalisasi dengan cara kita tingkatkan menjadi hutan produktif. Kalau dulu hutan hanya diambil kayunya dan rakyat kita tak mendapatkan peningkatan sedikitpun. Sekarang hutan setelah dikonfersi menjadi perkebunan. Rakyat menjadi semakin sejahtera. Itu fakta.”
Pemimpin Tegas dan Lugas Walau masih tergolong muda sebagai daerah otonom, Kutai Timur telah memiliki prestasi yang patut dibanggakan di kancah kepemimpinan tingkat nasional. Dengan kepemimpinan Isran Noor, Kutai Timur dinilai sebagai salah satu daerah yang berhasil dalam pelaksanaan otonomi daerah oleh pemerintah pusat. Peran kepemimpinan Isran Noor yang terbukti mampu mengayomi, merangkul dan memaksimalkan semua potensi yang ada.
Dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai Bupati Kutai Timur, Isran memang dikenal sangat tegas. Ia tak sungkan untuk mengambil tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang dinilai menghambat pembangunan Kutai Timur, tak peduli itu pihak investor, aparaturnya sendiri atau pemerintah pusat sekalipun. Lagi-lagi semua demi kesejahteraan rakyat Kutai Timur.
Hmmm, sebuah contoh keteladanan kepemimpinan yang luar biasa.
Kami hanya bisa berharap semoga ada banyak Isran Noor lain di daerah lain.
Semoga...
Isran Noor "Magnetic Leader"
Sumber: leadership-park.com
Anggaran Pendidikan
Keseriusan pemerintah Kabupaten Kutai Timur dalam meningkatkan kualitas SDM juga dapat dilihat dari alokasi anggaran bagi bidang pendidikan yang dari tahun ke tahun terus melonjak. Paling tidak telah mencapai 20 persen sejak tahun 2006. Hal ini juga diiringi dengan program wajib belajar 12 tahuh.
Seluruh biaya pendidikan dari SD sampai dengan SMA gratis dan ditambah dengan bantuan bagi siswa tidak mampu. Tak hanya itu, untuk melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi juga disediakan beasiswa bagi siswa yang berprestasi dan bagi yang kurang mampu. Khusus untuk yang melanjutkan sekolah di Sekolah Tinggi Pertanian (STIPER) dan Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta (STAIS) tanpa dipungut biaya.
Pembangunan SDM tak hanya difokuskan kepada institusi-institusi pendidikan seperti sekolah saja, tetapi juga kepada tenaga- tenaga dari institusi lain, seperti Posyandu atau instansi pemerintah lainnya di Kutai Timur.
Kutai Timur: Dari Hutan Jadi Magnet
Pria asli Kutai Timur ini ternyata memimpin dengan penuh strategi. Ia bak Deddy Corbuzier yang mampu meyulap hutan belantara menjadi lapangan pekerjaan. Ia mampu menghadirkan kesejahteraan bagi warga Kutai Timur dalam waktu yang sangat cepat. Ia dikenal tidak banyak berandai-andai tetapi lebih banyak bertindak.
Isran Noor melihat bahwa investasi amat sangat penting demi kemajuan daerah. Tanpa investasi, daerah menjadi tertinggal. Karena itu Isran Noor fokus dalam peningkatan kualitas pelayanan publik yang telah dilakukan sejak Isran Noor menjadi Wakil Bupati dan terus dilanjutkan di periode pertama menjadi Bupati Kutai Timur adalah jaminan kemudahan perijinan investasi, sehingga Kutai Timur menjadi magnet investasi dunia.
”Sekarang, strategi pembangunan di Kutai Timur adalah harus bisa memenuhi kebutuhan permintaan tenaga kerja. Coba bayangkan dari kurang lebih 100.000 ribu tenaga kerja yang dibutuhkan, hanya dapat terpenuhi 52.000 oleh tenaga kerja lokal. Itu berarti memberi peluang bagi para pekerja dari luar Kutai Timur untuk bekerja disini. Ya, Kutai Timur laksana magnet daya tarik.”
Bagaimana strategi Isran Noor demi meningkatkan kesejahteraan warga?
”Para investor yang menanamkan investasi di Kutai Timur wajib memprioritaskan pekerja lokal. Bila tidak, silahkan minggir. Coba perhatikan, dari 52.000 itu kalau masing-masing punya satu anak dan satu istri berarti sudah ada 150.000 orang. Sementara penduduk Kutai timur sekarang sekitar 220.000. Maka, intinya kesejahteraan warga Kutai Timur tak ada masalah.” lanjut pria kelahiran 20 Sepetember 1957 ini.
Bupati menjelaskan lebih lanjut: ”Saya jamin di tahun 2015 tak ada orang miskin di Kutai Timur. Apa lagi sekarang kita akan membangun rail way dengan indutri nalco (industri peleburan almunium) dari Wahau sampai ke Pantai Timur dengan nilai investasi 5,2 miliar Dollar yang tentunya akan menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja. Dampak ekonominya akan berkembang luar biasa. Hanya Kutai Timur yang memiliki kereta api khusus itu.”
Tentang strategi pelayanan investasi di Kutai Timur
Isran Noor mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan investor penanam modal di Kutai Timur untuk membuka kantor mereka disana dan membayar NPWP mereka disana pula. Selama ini para investor berkantor di Jakarta dan membayarkan pajaknya di Jakarta walau aktivitas mereka sesungguhnya berada di daerah.
Untuk melakukan kebijakan ini, Isran Noor mengaku tak harus membuat rumit melalui pembuatan peraturan-peraturan seperti perda, perbup dan lain- lain. ”Kita hanya memberikan instruksi saja dan mereka mematuhi itu. Semua investor yang beroperasi di Kutai Timur kita wajibkan memiliki kantor induk di Kutai Timur. Pemerintah dan masyarakat adalah mitra para investor, sehingga mudah berkoordinasi bila terjadi suatu permasalahan. Bukan beroperasi disini tetapi kantornya di Jakarta. Konsekuensinya bila para investor tidak membuka kantor disini maka pelayanan-pelayanan selanjutnya tidak akan kita layani. Itu saja. Tidak usah pakai Perda. Kantor-kantor para investor itu sekarang lebih banyak di kecamatan. Dan itu adalah kantor pusat, bukan kantor cabang.” tandasnya.
Benar juga strategi ini dilakukan yang tentu saja bakal menggerakkan percepatan pertumbuhan kota Sangatta. Bagai efek domino, kebijakan tersebut dengan serta merta berdampak kepada pembangunan dan perbaikan infrstruktur, jalan raya dan telekomunikasi. ”Secara otomatis infrastruktur berjalan. Sekarang saya mulai bagi-bagi tugas untuk rencana pelebaran ruas jalan, dari yang semula hanya memiliki lebar 3,5 – 4 meter menjadi 7 meter. Saya akan bagi-bagi ruas untuk mereka rehab.” jelasnya.
”Jadi negara diuntungkan. Kalau kita berharap dari APBN sampai kiamat tidak akan dapat kita pelebaran jalan 7 meter. Tentu para investor sangat setuju dengan program ini karena bakal memberikan kemanfaatan besar juga buat mereka. Semua pihak diuntungkan, baik investor, pemerintah daerah maupun masyarakat.” Ia melanjutkan.
Disini tampak bagaimana kualitas inovasi kepemimpinan seorang Isran Noor. Ia mampu menempatkan peran strategis swasta sebagai mitra dalam membangun daerahnya.
Tentang kendala dan pemerintah yang tahu diri Isran Noor mengakui masih adanya kendala-kendala dalam menghadirkan kesejahteraan warga di wilayahnya. Kendala terbesar di infrastruktur. Kondisi daerah yang luas dan hanya bisa ditempuh melalui jalan darat ini sering menjadi bahan pertimbangan para investor untuk menanamkan modal disana. Belum lagi kebijakan-kebijakan pemerintah tentang pemanfaatan hutan yang kadang justru menghambat program yang telah dirancang oleh sang bupati.
Terhadap penerapan otonomi daerah Isran Noor memberi saran agar pemerintah pusat mendukung pembangunan daerah dan bukan malah menghambatnya. ”Pemerintah harus tahu diri. Maksudnya daerah-daerah yang begini jangan dipersulit. Misalnya dalam hal tata ruang, sampai sekarang tata ruang kita belum disetujui oleh Kementerian Kehutanan. Itu sangat menghambat. Kita usulkan Kutai Timur 400.000 hektar untuk lahan perkebunan, tetapi hanya disetujui 20 persen. Padahal Kutai Timur membangun ekonomi berbasis agribisnis.” lanjutnya.
Menurutnya hutan adalah anugrah Tuhan, dan itu pasti akan berubah ada atau tidak ada campur tangan manusia. ”Tetapi kita punya pertimbangan optimalisasi dengan cara kita tingkatkan menjadi hutan produktif. Kalau dulu hutan hanya diambil kayunya dan rakyat kita tak mendapatkan peningkatan sedikitpun. Sekarang hutan setelah dikonfersi menjadi perkebunan. Rakyat menjadi semakin sejahtera. Itu fakta.”
Pemimpin Tegas dan Lugas Walau masih tergolong muda sebagai daerah otonom, Kutai Timur telah memiliki prestasi yang patut dibanggakan di kancah kepemimpinan tingkat nasional. Dengan kepemimpinan Isran Noor, Kutai Timur dinilai sebagai salah satu daerah yang berhasil dalam pelaksanaan otonomi daerah oleh pemerintah pusat. Peran kepemimpinan Isran Noor yang terbukti mampu mengayomi, merangkul dan memaksimalkan semua potensi yang ada.
Dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai Bupati Kutai Timur, Isran memang dikenal sangat tegas. Ia tak sungkan untuk mengambil tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang dinilai menghambat pembangunan Kutai Timur, tak peduli itu pihak investor, aparaturnya sendiri atau pemerintah pusat sekalipun. Lagi-lagi semua demi kesejahteraan rakyat Kutai Timur.
Hmmm, sebuah contoh keteladanan kepemimpinan yang luar biasa.
Kami hanya bisa berharap semoga ada banyak Isran Noor lain di daerah lain.
Semoga...
Isran Noor "Magnetic Leader"
Sumber: leadership-park.com
0 komentar:
Posting Komentar